Senin, 18 Maret 2019

TIPS CRM #14 – CUSTOMER LIFE CYCLE


Siklus Pelanggan yang dimaksudkan kali ini adalah urutan level atau posisi pelanggan dalam bisnis kita. Sejak mereka bukan siapa-siapa, kemudian ditengarai sebagai suspect, selanjutnya diprospek, sampai suatu saat mereka menjadi sebuah komunitas yang loyalitasnya tak diragukan lagi. Tujuan akhir dari semua pebisnis adalah bagaimana menciptakan pelanggan loyal sebanyak-banyaknya, tidak sekedar loyal namun sudah menjadi bagian dari bisnis kita, sebagai advocate yang akan dengan suka hati menyebarkan kebaikan brand dan membela brand bila ada yang tidak setuju.


PELANGGAN LOYAL

Sebelum melihat siklus pelanggan, kita lihat sejenak, ukuran dari jumlah pelanggan loyal. Paling fair adalah dengan melihat prosentasi pelanggan loyal, bukan sekedar jumlahnya. Prosentasi pelanggan loyal 10% artinya dari seluruh pelanggan yang pernah beli atau menggunakan produk atau layanan Anda, 10%-nya adalah pelanggan loyal, yang beli lagi dan lagi. Bila jumlah pelanggan 1,000, maka ada 100 pelanggan yang loyal (10%). Berapa jumlah idealnya? Tidak ada patokan baku, tentu untuk setiap bisnis berbeda-beda karena karakter produk dan layanannya juga berbeda-beda.

Saya suka menggunakan gambar dari pak Hermawan K tentang “customer life cycle” seperti di bawah ini, yang mana siklus dimulai dari: Suspect, Prospect, Initial customer (first buyer), Repeater, Loyal Customer, Sprititual Advocate.


Untuk mengubah dari level satu ke level yang lebih tinggi masing-masing ada caranya. Berhasil tidaknya tergantung dari implementasi strategi, demikian juga dengan besarnya prosentasi keberhasilannya.

SUSPECT

Suspect adalah sekelompok orang sebagai target sasaran penjualan kita, kelompok ini kita duga memiliki potensi untuk produk yang akan kita pasarkan. Misalnya kita akan memasarkan produk suplemen kesehatan, maka semua orang dewasa dan orang tua dianggap sebagai suspect, patut diduga bahwa mereka sudah mulai aware dengan kesehatan pencegahan, oleh karena itu patut diduga mereka pas untuk produk suplemen yang kita pasarkan.

PROSPECT

Dari suspect yang dimiliki, yaitu semua orang dewasa dan orang tua, selanjutnya dipilah pilah dan difilter untuk mendapatkan sasaran yang lebih pas dengan produk yang akan ditawarkan. Kegiatan filtering yang dilakukan adalah Segmenting, Targeting dan Positioning (STP).

Sebagai contoh, semua orang dewasa dan orang tua disegmentasi berdasarkan wilayah, karena produk akan dipasarkan di kota besar saja, kemudian disegmentasi berdasarkan gender, karena produk ini khusus untuk laki-laki, disegmetasi berdasarkan kelas ekonomi, karena produk ini untuk kelas menengah ke atas, produk premium.

Targeting, dari segmen tadi, dijadikan target dari rencana pemasaran dan penjualan.

Positioning dari produk yang kita pasarkan akan menentukan target dan segmen yang akan kita sasar. Contoh, produk suplemen dengan positioning meningkatkan kejantanan, maka segmen yang disasar adalah pria diwasa.

INITIAL CUSTOMER (FIRST BUYER)

Untuk membuat prospek akhirnya tertarik dan membeli, dilakukan 3 kegiatan yaitu: Differentiation, Marketing Mix dan Selling. Menjalankan strategi ini dengan menyasar para prospek yang sudah ditentukan. Menentukan pembeda produk atau layanan yang akan ditawarkan kepada prospek, menentukan promo, price, place dan produk untuk para prospek dan akhirnya melakukan penawaran kepada mereka.

REPEATER

Bagaimana cara agar para prospek yang sudah membeli pertama kali, mereka membeli lagi produk atau layanan yang sudah dibeli sebelumnya, mengulang pembelian setelah produknya habis digunakan.

Untuk memudahkan, kepada para intial customer ini bisa dilakukan strategi service, brand dan proses. Kegiatan after sales service tentu saja harus dilakukan agar mereka semakin mantab menggunakan produk ini dan bisa memaksimalkan manfaatnya, mereka mendapatkan perhatian dan bisa menyampaikan masukan dan keluhan kapan saja.

Brand juga harus terus dijaga, agar para pengguna ini tetap update dan melihat bahwa produk yang mereka gunakan tetap eksis, mereka merasa semakin yakin “wah saya sudah lama menggunakan produk ini dan ternyata saya tidak salah pilih”

Mudahkan pelanggan ini untuk berinteraksi dengan Anda, buat bisnis proses yang simpel dan mudah bagi mereka.

LOYAL CUSTOMER

Repeater, orang yang sudah pernah membeli kemudian membeli lagi, belum menjadi jaminan mereka akan menjadi pelanggan loyal. Lantas apa yang harus dilakukan perusahaan untuk menaikan level mereka?

Ada 3 hal yang harus dilakukan secara maksimal untuk meningkatkan level loyalitas pelanggan dari Repeater menjadi Pelanggan Loyal:
  1. Operasional Excellence
  2. Product Leadership
  3. Customer Intimacy


Operational Excellence. Efisiensi dari proses dalam perusahaan akan menguntungkan perusahaan. Misalnya, harga produk bisa lebih murah, pelayanan menjadi cepat, penanganan keluhan tepat dan penawaran sesuai dengan yang pelanggan butuhkan. Semua proses dalam perusahaan dimaksimalkan untuk kepentingan pelanggan. Anda bisa meningkatkan SLA penanganan komplain dari 2 x 24 jam menjadi 1 x 24 jam selesai.

Product Leadership. Jangan sampai produk atau layanan yang sudah digunakan dinikmati pelanggan ketinggalan jaman atau tidak up to date. Produk harus terus di-inovasi sehingga sesuai dengan jamannya. Tambahan fitur, penghilangan fitur yang sudah tidak diperlukan. Contoh ada produk vaksin untuk virus HPV, ketika di pasaran banyak kompetitor vaksin untuk 1 jenis virus ada satu vaksin yang memimpin pasar karena mampu memerangi 4 jenis virus. Bahkan ketika kompetitor mulai ikut-ikut mengembangkan vaksin-nya sehingga bisa untuk 4 jenis virus juga, maka si product leader ini sudah menyiapkan vaksin yang mampu menangani 9 jenis virus.

Customer Intimacy. Hubungan baik dengan pelanggan, menjadi satu-satunya hal yang tidak mudah ditiru oleh kompetitor. Hubungan baik ini sangat efektif untuk membuat pelanggan loyal. Bila Proses dan valu produk bisa dengan mudah ditiru atau bahkan dimodifikasi oleh kompetitor. Bagaimana membangun hubungan yang baik (intimacy) dengan pelanggan? Tentu saja dengan melakukan interaksi, memberikan layanan prima. Pelayanan prima adalah ketika perusahaan memiliki kemampuan untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan dan kemudian memenuhinya.

Intinya adalah, Anda harus punya produk dan layanan yang baik, produk dan layanan yang baik ini bisa dengan mudah diakses atau dinikmati oleh pelanggan. Interaksi perusahaan dengan pelanggan harus intens, yaitu interaksi untuk men-deliver apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan

ADVOCATE

Pelanggan yang militan, pelanggan yang mau merekomendasikan dan membela matian-matian produk atau layanan kita, menjadi dambaan semua pemasar bukan? Mereka dengan senang hati menjadi duta penjualan gratis, menjadi pengacara gratis atas produk atau layanan.

Ada 3 hal yang bisa Anda lakukan terhadap Loyal customer agar menjadi Militan, yaitu Community, Buzzly dan Emotionalization. Dalam sebuah komunitas, sesama member akan saling memotivasi dan saling mengingatkan tentang produk yang menyatukan mereka. Maka orang yang setengah loyal akan terpengaruh menjadi Loyal beneran, orang yang sekedar pakai produk bisa terpengaruh menjadi menyarankan kepada orang lain.

Membangun hubungan emotional sangat penting untuk menciptakan pelanggan militan. Relationship yang melibatkan emosi sangatlah kuat, menutup hal-hal yang sifatnya transaksional atau rasional. Dalam level ini, mereka tidak akan mudah terpengaruh dengan iming-iming dari produk lain, apalagi sekedar iming-iming harga murah atau poin.

Selamat mencoba

Salam CRM in Action
Joko Ristono – CRM Specialist



CLICK HERE
CLICK HERE



Tidak ada komentar:

Posting Komentar