Rabu, 02 Agustus 2017

TETAP RENDAH HATI MENDENGARKAN SUARA PELANGGAN

Persaingan bisnis harus selalu disikapi dengan optimis dan semangat. Karena hanya dengan optimisme kreativitas akan muncul untuk melahirkan program-program pemasaran yang memberikan feedback positif bagi pertumbuhan bisnis.

Masyarakat Indonesia dalam 5 tahun terakhir, semakin memiliki kesadaran dalam  menjada kesehatan yang ditunjukkan dengan melakukan pengecekan kesehatan di laboratorium, baik secara mandiri maupun sesuai dengan rujukan dokter sebagai bahan diagnose.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar, puluhan brand laboratorium klinik bertebaran di seluruh wilayah Indonesia, mulai yang lokal sampai laboratorium yang memiliki cabang di seluruh Indonesia dengan layanan lengkap (laboratorium utama). Ada prodia, pramita, cito, Biomedika, Biolisa, parahita (pecahan dari Pramita) dan banyak lagi brand laboratorium lokal di sebuah kota.

APA YANG DICARI PELANGGAN?

Saya sebagai pelanggan, yang pertama-tama dipertimbangkan dalam memilih laboratorium adalah kelengkapan dari layanan, agar semua kebutuhan bisa dipenuhi, yang kedua saya akan melihat apakah melayani asuransi yang dimiliki dan selanjutnya adalah tingkat pelayanan yang diberikan. Yang ketiga, dalam hal layanan, tentu kita sebagai pelanggan ingin mendapatkan kenyamanan saat melakukan pemeriksaan laboratorium. Pelayanan menjadi hal penting untuk dilakukan secara maksimal, dan hal ini tidak mudah ditiru oleh kompetitor.  sambutan hangat satpam dan tukang parker menjadi moment of truth pertama yang diterima, hal ini sangat penting diperhatikan oleh pemasar. Keramahan dan kecepatan layanan di meja resepsion, ruang tunggu yang bersih dan wangi, kelengkapan yang bisa saat menungu antrian, seperti free minum dan snack, majalah, poster informasi yang visualnya enak dipandang, display TV yang menyangkan video terkait.

RENDAH HATI MENDENGAR SUARA PELANGGAN

Pagi ini saya mengantarkan istri melakukan general check up di Laboratorium klinik Prodia. Kenapa prodia, pertimbangan saya adalah kredibilitas dan nama besar, selain itu semua layanan yang diperlukan ada di sana, ditambah lagi diskon 10% yang akan saya nikmati karena ada voucher ditangan.

Seperti ekspektasi, tukang parkir yang ramah, satpam menyambut dan membukakan pintu dan langsung mengambilkan nomer antrian, petugas resepsion berdiri menyambut kehadiran kami dengan senyuman yang menyiratkan “terimakasih atas kepersayaannya”. Sejauh ini tidak ada keluhan dan ketidaknyamanan yang saya rasakan. Bahkan pagi itu saya belum minum kopi, sehingga selesai dari resepsion saya langsung menuju ke pantry untuk self service kopi sekaligus sedu teh untuk istri.

Salut untuk Prodia, meskipun sudah menjadi yang terbesar di bisnis Laboratorium klinik, ia tetap rendah hati mendengarkan Suara kami para pelanggan. 

Tak lama berselang, ketika tunggu antrian untuk bertemu dokter, seorang petugas yang ramah menghampiri kami berdua. Dia sangat memperhatikan apakah momennya pas, tidak serta merta datang meng-intrupsi kami berdua, tapi dia melihat bahwa kami sedang tidak melakukan apapun sehingga pada saat dia datang tidak mengganggu kami. Memberikan Form “A4 – full color” isian suara pelanggan. “Bu sambal menunggu silahkan diisi ya, ada souvernir cantik nanti setelah diisi” begitu dia membuka pembicaraan

Formnya mudah diisi, hurufnya cukup besar untuk usia kami, form bukan foto kopian hitam putih tapi niat dicetak ful color, dan jawaban pertanyaan cukup centang saja tidak membuat kami berpikir dan harus repot menulis panjang lebar, kecuali kolom masukan.

Tentu saja ini hal sederhana, yaitu meminta masukan dari pelanggan untuk perbaikan layanan ke depannya. Tapi Prodia melakukannya dengan baik, kami tidak merasa terbebani dan souvenir yang kami terima cukup cantic, worthed dengan effort yang kami lakukan.

Bayangkan kalau setiap hari ada 300 form di satu cabang kali 110 cabang = 3,300 form suara pelanggan dalam sehari, artinya akan ada puluhan ribu suara pelanggan yang bisa dianalisa untuk membuat policy berkaitan dengan layanan yang lebih baik. Bagi Prodia, biaya untuk souvenir tentu tidak ada artinya dibandingkan dengan suara pelanggan yang didapatkan.

Salam CRM
Joko Ristono

KONSULTASI CRM bersama: JOKO RISTONO

CRM CONSULTANT & TRAINING


Tidak ada komentar:

Posting Komentar